Jumat, 25 Juli 2008

Pahlawan Superhero itu Bernama Irshad Manji

Oleh: Akhmad Arifin

Beberapa hari ini aku sering mendengar sebuah nama yang diucapkan oleh beberapa kolega di Kampus. Dari sesama Mahasiswa, dari dosen atau dari blog tentang Irshad Manji. Dan ketika "berkeliling" di dunia maya, aku berhasil menemukan sebuah situs yang bernama http://www.irshadmanji.com/indonesian-edition . Situs yang isinya tidak jauh berbeda dengan islamlib.com tersebut merupakan sebuah situs dengan lima versi bahasa, termasuk Indonesia. pada mulanya aku ingin mengkritik buku itu, Tetapi ada beberapa pertimbangan aku memutuskan untuk tidak melakukan kritik terhadapnya. Alasan yang mendasarinya adalah: 1) situs tersebut merupakan sebuah situs Terjemahan dengan kualitas terjemahannya yang na'udzubillah. Kualitas terjemahan yang biasa kita temukan di buku-buku terjemahan orang liberal. 2) Buku tersebut tidak berbeda jauh isinya dengan buku-buku yg sudah beredar di lingkungan Islam Liberal Jadi daripada menghabiskan energi untuk membaca tetapi menghasilkan suatu pengetahuan yang sedikit, lebih baik aku memutuskan menuliskan judul tentang Kepahlawanan Irshad Manji di situs www.irshadmanji.com aja.. Oke.. semoga berguna.



Situs itu berisi isi Buku yang dalam bahasa Indonesia berjudul "Beriman Tanpa Rasa Takut". Jadi kita bisa mendownload secara gratis buku terjemahan tersebut dan membacanya di komputer tanpa membeli buku aslinya. Di bagian kanan atas, sudah terpampang gambaran seram kaum muslimin di seluruh negeri. Tampng seram kumpulan lelaki, seorang perempuan yang akan dirajam, segolongan kaum muslimin yang akan memancung dll. Tapi di sisi yang lain terdapat keceriaan kumpulan anak perempuan, gambar temen2 Irshad yang tersenyum penuh kasih sayang... siapapun yang melihat situs tersebut akan dengan mudah membedakan siapa seorang pahlawan protagonis dengan pancaran penuh kasih yang akan membela kebenaran dan seorang musuh dengan wajah kelam, pribadi yang kejam dan tidak mengenal rasa perikemanusiaan. Dari gambaran pojok atas kanan itu kita dapat menebak apa yang ada di benak "situs" itu.





Coba bayangkan saja apabila slide photo diganti dengan gambar kumpulan kaum muslimin yang tengah tersenyum ceria, seorang yang berangkulan dengan sejumlah ulama sebelum dirajam, ataupun seorang berjenggot dan berjubah tengah menolong seorang nenek-nenek yang sudah tua renta. atau dapat pula diganti dengan ketika Irshad Manji sedang makan di restoran mewah, sedang memesan kamar di suatu hotel berbintang atau ketika ia sedang memegang laptop ketika keluar dari mobil mewah, tapi di sisi lain di slide berikutnya tergambar seorang ibu yang tengah menolong anaknya yang terkena “busung lapar”, atau tentang gambar seorang anak yang cacat tengah dipelukan seorang bapak sedang mengemis di pinggir jalan atau gambar seorang kakek tua renta dengan badan yang sudah terbungkuk yang sedang memanggul kayu bakar di atas kepala di tengah pasar yang ramai, sudah tentu mempunyai cerita lain. walaupun apabila slide dibuat sedemikian rupa juga dapat dimungkinkan, karena realitas itu sangat plural dan sangat kompleks, tinggal kita memilih bagian parsialnya yang mana akan kita pilih untuk mengiklankan diri kita. Apakah kita mengiklankan diri kita sebagai seorang pahlawan super, pembela kaum tertindas, seorang aktivis kiri, atau sebagai seorang pemimpin yang membela rakyatnya.

Orang bodoh akan terkelabui dengan kumpulan-kumpulan Iklan itu. Mereka tidak kritis, sebagai seorang konsumen tetap mereka adalah kumpulan pembaca yang pasif karena mereka bangga akan produk itu, produk yang melenakan mereka, mengasyikkan mereka serta membuat mereka duduk nyaman di singgasana mereka. Yang penting mereka sudah menemukan mainan baru, dan mereka tampaknya suka akan mainan ini (situs ini). mainan yang membuat mereka puas. Dengan mempunyai mainan baru ini, mereka seolah akan menambah jumlah amunisi yang siap mereka arahkan ke musuh2 mereka. Kaum Muslimin, yang telah mereka bagi dulu, yang ikut mereka berarti moderat, yang menolak mereka berarti fundamentalis. Nah yang terakhir inilah sasaran bidik mereka.




Sebagai sebuah iklan pribadi, situs itu juga tidak jauh berbeda dengan Iklannya Sutrisno Bachir (ma'af). Ia menampakkan senyum, wajahnya yang rupawan dengan ramah akan menyapa kita ketika kita membuka situs itu, serta bagaimana dirinya tergambar ketika masa kecil memakai kerudung putih serta tertawa lucu. Kita juga akan tersuguhi gambar bagaimana ia dan teman-teman elitnya sedang berkumpul dan foto bareng dengan disertai senyum yang khas. Dan bagaimana kekhusyu'an ia berdo'a seolah menunjukkan dirinya adalah seorang yang sangat relijius. Sebuah Iklan yg tak lebih dari Iklan "Hidup Itu adalah Perjuangan".

Itulah Iklan. Jadi jangan heran kalo Sang Pahlawan (Irshad Manji) terkesan narsis banget. Iklan adalah bagian dari fungsi marketing. Agar laku maka dibuat lah kesempurnaan iklan, seolah-olah itulah yang terbaik buat kita. Konsumen yang bodohlah yang mampu terkesima oleh daya pikat iklan, membelinya dan menunjukkan bahwa inilah barang terbaik yang pernah ku lihat. Apa yang kita lihat di situs ini? seorang pahlawan perempuan yang sempurna dengan senyum ramah dan senyum kedamaian memancar dihatinya, tetapi dari balik senyum yang terpancar termuat daya intelektual yang tinggi yang akan segera mengakhiri masa kebodohan. siapa orang yang bodoh? orang yang bodoh itu adalah orang yang yang bermuka seram, memakai surban, orang yang dimulutnya selalu mengucapkan Allah, tapi tangannya memegang pedang yang siap menyembelih. Itulah tokoh antagonis yang akan dimainkan oleh drama yang berjudul "Beriman Tanpa Rasa Takut".




Sebagaimana cerita kepahlawanan yang biasa kita saksikan dalam kisah si Rambo atau Batman, kita akan mendapati bagaimana cerita superhero dari pahlawan yang bernama Irshad Manji ini dalam Usahanya menghapus kejahatan di muka bumi ini.

Si Rambo dan si Batman mempunyai kekuatan fisik, tetapi Irshad Manji mempunyai kekuatan intelektual dan dari kekuatan intelektual itu, maka musuh-musuhnya dapat dikalahkannya. Sama dengan Kisah Si Rambo, kejahatan ternyata tidak pernah musnah sama sekali, sehingga si Pahlawan akan bertekad melenyapkan para penjahat di seluruh dunia dengan menggalang aliansi dengan orang-orang yang protagonis. Orang yang tidak jahat alias protagonis yang membantu sang Pahlawan dalam melenyapkan para musuh dalam lakon serial ini adalah Jaringan Islam Liberal, Ulil Abshar Abdalla, Ayu Utami, Nashr Abu Zayd dll sedangkan peran antagonis akan dimainkan oleh Laskar Jihad, Habib Rizieq Shihab, Majlis Mujahidin dll. Kalo diibaratkan dengan Kisah Ksatria Baja Hitam, tokoh2 semacam Habib Rizieq Shihab ini adalah seorang Monster yang diutus oleh Gorgom untuk membuat keonaran di muka bumi. Sedangkan Gorgomnya itu adalah Tuhan dan Agama. Dari cerita-cerita kepahlawanan itu, maka kumpulan anak kecil menceritakan kepada teman2nya bagaimana hebatnya si Pahlawan dalam menghajar musuh2nya. Jadi kaya' anak kecil di Taman Kanak-kanak JIL yang berisi kumpulan anak-anak yang sudah tua, juga suka menceritakan kisah petualangan para superhero atau mungkin menceritakan kepahlawanannya sendiri menghadapi monster jahat




Seperti anak SD yang suka akan film kartun, maka para kaum liberalis pun juga terkesima dengan aksi yang dilakukan oleh Sang Pahlawan Perempuan pujaan hatinya. Sama seperti anak SD mereka juga mempercayai begitu saja cerita kepahlawanan Pujaan mereka, tanpa harus bertanya kritis. Yang penting adalah menikmati bagaimana sang pahlawan menghajar para musuhnya, dan nyaman dengan asyik menonton. Itulah perilaku kanak-kanak yang dipertontonkan.


Ketika Irshad Manji datang ke Indonesia, saya teringat ketika dulu ketika aku dan temen2 sebayaku masih kecil banget mempunyai seorang pahlawan yang bernama Ksatria Baja Hitam. Ketika Sang Pahlawan itu datang ke Indonesia, maka langsung dikerubuti anak-anak. Nah, Ksatria Baja Hitam yang ini pun pernah datang ke Indonesia, dan langsung dikerubuti oleh para penggemarnya yang masih kanak-kanak (walaupun sudah tua). Minta tanda tangan, minta photo bareng. dan dari kenang-kenangan itu, maka kumpulan anak kecil yang dah tua ini pun dapat memamerkan ke temen2nya lewat dinding rumahnya, dalam bentuk photo dalam dompet atau blog yang sewaktu-waktu apabila dilihatnya oleh teman-temannya ia seolah akan bangga dan merasa sudah hebat.

Nah.. sama ketika aku kecil, selain Ksatria Baja Hitam, juga masih banyak jagoanku yang lain. Yaitu meliputi Superman, Batman, Dragon Ball, Hulk dan Hercules. Mereka adalah kumpulan tokoh yang dapat mengalahkan orang jahat. orang jahat itu berupa monster, raksasa, perampok, atau setan yang berusaha akan menghancurkan ummat manusia. Kali ini kumpulan "anak-anak kecil" yang sudah tua itu juga mempunyai pahlawan baru lagi yang bernama Irshad Manji. Selain Irshad Manji sebelumnya mereka sudah mempunyai pahlawan yang lain, seperti Fatimah Mernisi, Abu Zayd, Abdullahi An Naim, Hassan Hanafi dll.


Mereka itu sebenarnya memerangi sesuatu yang sama, yaitu kejahatan. Jadi jangan heran, isi cerita pun juga hampir sama. Pada mulanya si tokoh kalah dulu, setelah melalui babak pertempuran, maka ia mengalami suatu pencerahan. Dengan pencerahan itulah maka si Tokoh dapat mengalahkan si Monster. Dalam cerita kepahlawanan itu juga mirip bagaimana Abu Zayd pada mulanya difatwa mati oleh para ulama (yg menurut mereka) biadab di Mesir. Setelah itu si Pahlawan mengasingkan diri ke Negeri Belanda, setelah Ilmu Kesaktiannya meningkat dan dibantu dengan teman-temannya, maka ia kembali dan akan mengalahkan Musuh jahatnya (yaitu para ulama konservatif). sama ama Abu Zayd atau Fazhlurrahman cerita si Pahlawan ini (Irshad) pun tak jauh berbeda.



Ulama dengan kekuatan jahatnya menggunakan kekuatan paksanya akan menghancurkan ummat manusia, maka muncullah sang Pahlawan yang akan memusnahkan mereka, dengan kasih sayang, membebaskan dari penindasan yang telah dilakukan oleh mereka. Si Jahat suka memperlakukan hukum agama, suka memaksakan urusan moral, kalo perlu menerapkan hukum islam yang membelenggu, suka membodohi para manusia dengan ajaran tentang Tuhan dan Surga. Sedangkan Sang Pahlawan muncul dengan senjata kekuatan intelektual yang dimilikinya, menyingkirkan pembodohan, memusnahkan hukum moral serta mengajarkan nilai kebebasan dan humanisme. Dan kayak anak kecil aja, walaupun tau alur ceritanya dengan kekalahan manusia Jahat, anak2 yg sudah tua ini juga ga bosan2 juga mendengar/membaca cerita kepahlawanan ini.

Itulah cerita Pembodohan yang akan dikemas dalam buku ini. pembodohan terhadap kumpulan anak-anak (tapi dah tua) yang pasif, gak kreatif, merasa pinter (walau sebenarnya ga' pinter) , tidak kritis, dan merelakan otaknya diombang-ambingkan oleh para pahlawannya.

Kasian amat!!


Read More......

2 komentar:

  1. Pemikiran Irshad Manji ini sebenarnya bukan pemikiran yang baru (alias sudah usang).

    SO that, kita juga sangat heran, apabila ada kumpulan anak TK yang sudah tua ga bosan2nya membaca sampai tamat, membanggakan karena dengannya merasa hebat, dan merasa apa yang dibacanya adalah suatu yang baru, mencerahkan, menarik dan segalanya.

    padahal ga beda jauh dengan kasus "Jangan Lepas Jilbabku" karangan shuniya. Tentang kebebasan berekspresi, bebas dari tuntutan moral maupun kebebasan dalam menjalankan orientasi seksualnya. mana letak perbedaannya? gak ada!!

    Nah orang2 yg kecanduan itu perlu kita tengok dari psikologisnya. so that, kita emang butuh psikolog. selain itu juga kita butuh ilmu komunikasi, koz kita juga perlu tau bagaimana media (lewat media buku atau koran) mampu membentuk persepsi pada suatu kelompok sosial atau masyarakat.

    Jadi tulisan ini ada sangkut pautnya dengan tulisan saya yg berjudul "Dari pemikiran Islam liberal ke Pemikir Islam Liberal"

    BalasHapus
  2. sing nilis karo seng ngei komentar podo wae podo ora nduwe walake wong jelas 2 irsyad manji ora nganggo jilbab yo iseh dipromosike

    BalasHapus